KONSEP PEMANFAATAN LIMBAH SAYURAN



Sebagai catatan, Kantor Kecamatan dan juga Kantor Balai Penyuluhan Kecamatan Selopampang jaraknya dekat dengan pasar Selopampang sehingga benar-benar bisa melihat dan merasakan ketidaknyamanan dengan banyaknya limbah sayuran yang ada di pasar Selopampang. Disamping untuk memanfaatkan limbah yang ada di pasar juga nantinya bisa mengatasi limbah yang ada di tingkat rumah tangga petani di Kecamatan Selopampang.
Untuk mengatasi permasalahan limbah sayur ditempuh dengan dua cara yaitu dengan mengolahnya menjadi dua produk yang bermanfaat, produk tersebut adalah:
1.      Kompos
2.      Micro Organisme Lokal (MOL)
Sebelum membuat kompos terlebih dahulu membuat Micro Organisme Lokal dari bahan limbah sayur, karena MOL ini yang nantinya akan digunakan sebagai dekomposer atau pengurai dalam proses pembuatan kompos.


Petani sebagai penghasil limbah pertanian dapat memanfaatkan limbah pertaniannya untuk dijadikan kompos dan juga MOL yang nantinya akan digunakan sebagai pupuk yang akan menyuburkan tanaman dari petani itu sendiri. Inilah konsep yang kami tawarkan sebagai jalan keluar untuk mengatasi banyaknya limbah sayuran yang terdapat di Kecamatan Selopampang.

MICRO ORGANISME LOKAL (MOL)


Sebagian besar tanah disekitar kita sudah merupakan tanah yang kurang sehat dalam artian kandungan bahan organik dalam tanah saat ini sudah sangat menurun yang juga berpengaruh  terhadap penurunan produktivitas pertanian. Salah satu penyebab menurunya kualitas tanah pertanian adalah pemakaian pupuk dan pestisida kimia yang kurang bijaksana sehingga menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan baik dampak langsung maupun tidak langsung.
Disisi lain harga pupuk dan pestisida kimia semakin hari semakin mahal, belum lagi ketersediaanya yang seringkali mengalami kelangkaan yang dikarenakan berbagai hal. Semua ini  pada akhirnya petanilah  yang dirugikan.
Untuk mengurangi pemakaian pupuk dan pestisida kimia perlu dicari cara pemupukan dan juga pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman yang relatif lebih aman bagi lingkungan serta tidak merugikan bagi petani dan juga keseimbangan lingkungan.
Pupuk dapat berupa pupuk organik dan pupuk kimia. Pupuk kimia adalah pupuk yang berasal dari bahan-bahan kimia sehingga mempunyai efek negatif terhadap lingkungan, seperti rusaknya tanah dalam jangka panjang. Sedangkan pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari sisa pembusukan atau pengomposan, akan tetapi pupuk organik juga dapat berupa cair.
Pupuk organik cair (POC) adalah larutan dari pembusukan bahan-bahan organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan dan manusia yang kandungan unsur haranya lebih dari satu unsur. Kelebihan dari pupuk organik cair ini adalah dapat langsung mengatasi kekurangan unsur hara serta dapat menyediakan unsur hara dengan cepat.  Salah satu pupuk cair adalah MOL (Micro Organisme Lokal).
MOL adalah larutan dari hasil fermentasi yang berasal dari sisa-sisa pembusukan yang mudah terurai. Larutan MOL dapat berfungsi sebagai dekomposer karena larutan MOL mengandung bakteri yang berpotensi merombak bahan organik. Selain itu larutan MOL juga mengandung unsur hara makro dan unsur  hara mikro sehingga dapat digunakan sebagi pupuk yang dapat menyuburkan dan memberikan nutrisi pada tanaman. Pembuatan Micro Organisme Lokal (MOL) merupakan suatu kegiatan yang sangat bermanfaat bagi masyarakat, disamping untuk mengurangi jumlah samapah maupun limbah organik juga untuk mendukung terciptanya pertanian yang mandiri dan ramah lingkungan.
 Penggunaan micro organisme lokal (MOL) merupakan salah satu alternatif yang dapat dilakukan di lapangan. Berdasarkan uraian diatas maka Balai Penyuluhan Kecamatan Selopampang mengadakan  pelatihan pembuatan MOL untuk petani di wilayah Kecamatan Seliopampang, hal ini sebagai upaya untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia dan juga untuk menekan biaya produksi usaha tani dengan memanfaatkan bahan baku yang bersumber pada lingkungan sekitar.
Manfaat dan Kegunaan MOL
Adapun berbagai manfaat dari Micro Organisme lokal (MOL) ini  adalah sebagai berikut  
         Meningkatkan daya tumbuh biji
          Menyediakan unsur hara yang cepat dan berkualitas bagi tanaman karena sudah berbentuk larutan sehingga pertumbuahan tanaman lebih baik
         Pupuk yang diserap langsung oleh tanaman karena dapat disemprotkan langsung sehingga pupuk diserap oleh daun
         Efektif untuk pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman
         Dapat digunakan sebagai dekomposer atau perombak bahan organik dalam proses pembuatan kompos
         Meningkatkan jumlah perakaran       
         Bahan baku MOL  yang tersedia melimpah secara alami di lapangan, dengan dibuat MOL maka akan mengurangi sampah organik yang ada   
Adapun Kegunaan dari Micro Organisme Lokal  adalah
·         Sebagai dekomposer Bahan Organik 
·        Sebagai penginduksi ketahanan   tanaman àstimulan pertumbuhan.
·        Sebagai  penambah nutrisi tanaman (Pupuk Organik Cair)
·        Menyuburkan tanah
Untuk membuat MOL diperlukan 3 bahan utama, yaitu karbohidrat, glukosa dan bakteri. Karbohidrat dibutuhkan oleh bakteri/micro organisme sebagai sumber energi. Glukosa berfungsi sebagai sumber energi yang bersifat spontan dalam arti bisa langsung dimakan oleh bakteri. Sedangkan sumber bakteri (micro organisme) diperoleh dari bahan yang banyak mengandung micro organisme yang bermanfaat bagi tanaman, antara lain sisa nasi busuk, limbah sayur dan buah-buahan, rebung, buah maja serta bonggol pisang.
Pembuatan Mikro Organisme Lokal (MOL) dari Limbah Sayur
Sayur-sayuran merupakan produk pertanian yang cepat busuk. Banyaknya limbah sayur  seringkali menyebabkan bau busuk dan juga mengganggu keindahan disamping juga dapat mengundang penyakit yang dapat merugikan manusia. Salah satu upaya penangulangan limbah sayur adalah dengan memanfaatkanya sabagai bahan baku dari pembuatan Mikro Organisme Lokal (MOL). 
Limbah sayur merupakan bahan organik yang kaya akan Nitrogen (N) sehingga baik untuk pertumbuhan vegetatif awal pada tanaman dan juga mengandung Kalsium dan Kalium  yang sangat membantu dalam pengisian bulir buah.
A. Alat
1. Ember
2. Toples dan tutupnya
2. Penggaduk dan penumbuk sayur
B. Bahan                                                                                    
1. Limbah sayur                   : 1kg
2. Gula merah                      : 0,25 kg
3. Air cucian beras               : 2 liter
4. Sabun colek
5. Isolasi/lakban
C. Prosedur Pembuatan
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Memasukan limbah sayur  yang akan digunakan kedalam ember
3. Memasukan gula merah yang telah dicairkan
4. Menambahkan air cucian beras kedalam ember
5. Mengaduk semua bahan yang sudah dimasukan kedalam ember
6. Mengolesi mulut ember dengan sabun colek
7. Menutup ember
8. Setelah 1 minggu MOL sudah jadi dan disebut dengan MOL pekat yang dalam pengaplikasianya harus di cairkan dulu
 Cara pengaplikasian MOL dari limbah sayur-sayuran adalah sebagai berikut:
1. Penyemprotan pertama dilakukan di persemaian benih pada saat umur benih 5 hari dengan dosis 3 tutup air mineral per tangki kapasitas 14 liter
2.  Pada saat umur 14 hari setelah tanam dengan dosis 1 gelas air mineral (150ml) per tengki
3.  Interval pemberian 10 hari

Komentar

Postingan populer dari blog ini