Menanam Harapan, Memanen Masa Depan: Upaya Menghidupkan Kembali Kejayaan Kelengkeng Temanggung



Kabupaten Temanggung memiliki sejarah panjang sebagai daerah penghasil kelengkeng unggulan di Jawa Tengah. Dengan rasa manis, daging tebal, dan daya adaptasi tanaman yang baik, kelengkeng pernah berjaya dan menjadi kebanggaan petani.

Namun, kejayaan itu sempat meredup. Minat petani menurun, dan perhatian terhadap komoditas ini mulai beralih ke tanaman lain. Tapi beberapa tahun terakhir, kelengkeng kembali menarik perhatian—khususnya varietas unggul seperti kelengkeng kristal yang terbukti adaptif dan menguntungkan secara ekonomi.

Melihat potensi ini, Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kabupaten Temanggung bersama Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Pringsurat menyelenggarakan Sekolah Lapang Tematik Komoditas Kelengkeng sebagai bentuk dukungan nyata untuk menghidupkan kembali kejayaan kelengkeng, dengan pendekatan berbasis pengetahuan dan pendampingan intensif.

Pertemuan Pertama: Varietas Unggul dan Peluang Pasar

Pertemuan perdana dimulai dengan pengenalan varietas kelengkeng kristal, varietas yang semakin populer karena produktif, adaptif, dan bernilai jual tinggi.

Selain teknik budidaya, peserta juga dibekali wawasan tentang prospek pasar kelengkeng dan peluang peningkatan nilai tambah, mulai dari pengemasan, hingga strategi menjangkau pasar lokal dan luar daerah.

Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Camat Pringsurat, yang hadir langsung memberikan sambutan sekaligus dukungan moral. Dalam pesannya, Camat menekankan pentingnya penguatan sektor pertanian melalui pembelajaran berkelanjutan dan keterlibatan generasi muda.

“Kelengkeng bukan hanya komoditas yang bernilai ekonomi, tapi juga punya potensi membangun kesejahteraan jika dikelola dengan ilmu dan kerjasama,” ungkap beliau.

Ucapan Terima Kasih dari Petani Desa

Salah satu peserta, Pak Mardiyono dari Dusun Pitayak, Desa Nglorog, menyampaikan apresiasinya secara langsung:

“Saya berterima kasih kepada Dinas yang sudah memberikan kami kesempatan belajar. Terlebih lagi kepada para penyuluh yang sabar, mendampingi tanpa kenal waktu dan selalu siap ketika kami butuh bimbingan,” tuturnya penuh semangat.

Petani Milenial Mendominasi

Kegiatan sekolah lapang ini diikuti oleh 30 peserta, yang didominasi oleh petani milenial. Fakta ini menjadi angin segar bagi masa depan pertanian hortikultura di Temanggung.

Mereka datang dengan semangat tinggi, membawa harapan baru, dan tidak ragu untuk bertanya maupun mencoba praktik langsung di lapangan.

Banyak dari mereka juga sudah memiliki gagasan pengembangan usaha tani yang lebih modern, termasuk pemasaran digital dan agroedukasi.

Komitmen Dinas dan Penyuluh untuk Keberlanjutan

Keberhasilan kegiatan ini tidak lepas dari peran aktif Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kabupaten Temanggung, yang terus mendorong lahirnya sekolah lapang berbasis komoditas unggulan.

Sekolah lapang ini dirancang tidak hanya untuk transfer ilmu, tapi juga memperkuat semangat kolaborasi antarpetani dan mendorong inovasi lokal.

Para penyuluh pertanian lapangan dari BPP Pringsurat hadir menjadi motor penggerak, mendampingi peserta, menjawab tantangan teknis, dan menjadi jembatan antara petani dan perkembangan teknologi pertanian.

Langkah Kecil yang Bermakna

Sekolah Lapang ini baru dimulai, namun langkah awalnya sudah menunjukkan hasil positif: meningkatnya semangat belajar, tumbuhnya rasa percaya diri, dan terciptanya jaringan antarpetani.

Setiap pertemuan adalah investasi jangka panjang untuk masa depan pertanian kelengkeng di Temanggung.

Dengan ilmu, dedikasi, dan sinergi berbagai pihak, masa depan kelengkeng Temanggung bukan hanya bisa dikembalikan—tapi bisa jauh lebih baik dari sebelumnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini