STRATEGI PENGENDALIAN HAMA WERENG BATANG COKLAT (WBC), VIRUS KERDIL RUMPUT DAN KERDIL HAMPA
STRATEGI PENGENDALIAN HAMA
WERENG BATANG COKLAT (WBC), VIRUS KERDIL RUMPUT DAN KERDIL HAMPA
Hama wereng batang Coklat (WBC)
Merupakan hama utama tanaman padi sehingga menjadi hama yang sangat ditakuti petani karena bisa mengakibatkan gagal panen (puso). WBC merupakan hama r-strategis; menghisap cairan batang tumbuhan padi, dapat berkembang biak dengan cepat, dan cepat menemukan habitatnya serta mudah beradaptasi dengan membentuk biotipe baru. Selain itu, hama ini menularkan juga penyakit virus kerdil hampa (VKH), virus kerdil rumput tipe 1 (VKRT-I) dan virus kerdil rumput tipe 2 (VKRT-2).
Pada saat vegetatif VKH menyebabkan daun rombeng, tercabik, koyak,
atau bergerigi, terkadang berwarna putih. tumbuh kerdil dengan tinggi
23,8-66,9% tertekan, keluar malai diperpanjang sampai 10 hari. Saat keluar
malai tidak normal (tidak keluar penuh), daun bendera terjadi distorsi.
Saat pematangan buah tidak mengisi dan menjadi hampa.
Pada tahun 2017,
intensitas serangan hama WBC, virus kerdil rumput, virus kerdil hampa di Jawa
Barat sangat tinggi terutama di wilayah pantai utara (Kabupaten Subang,
Indramayu, dan Cirebon). Akibat gangguan WBC tersebut banyak petani yang hanya
panen sekitar 20-40% atau sekitar 0,6-1,0 t/ha bahkan ada yang tidak bisa
panen. Wereng batang coklat juga dapat menularkan penyakit kerdil
hampa dan kerdil rumput yang sampai saat ini tidak bisa diobati.
Musuh alami
wereng :
1.
laba-laba serigala
2.
kepik mirid
3.
kumbang koksinelid
4.
capung jarum
5.
kumbang paedorus
6.
belalang bertanduk panjang
7.
kumbang karabid
Perkembangbiakan WBC
WBC berkembangbiak secara sexual, masa pra peneluran
3-4 hari untuk brakiptera (bersayap kerdil) dan 3-8 hari untuk makroptera
(bersayap panjang). Telur biasanya diletakkan pada jaringan pangkal pelepah
daun, tetapi kalau populasinya tinggi telur diletakkan di ujung pelepah dan
tulang daun.Telur diletakkan berkelompok, satu kelompok telur terdiri dari 3-21
butir.Satu ekor betina mampu meletakkan telur 100-500 butir.Telur menetas
setelah 7-10 hari.Muncul wereng muda yang disebut nimfa dengan masa hidup 12-15
hari dan setelah fase ini menjadi wereng dewasa.Dalam perkembangan hidupnya,
wereng batang coklat mempunyai tiga stadium pertumbuhan yaitu stadium telur,
nimfa dan dewasa.
Nimfa mengalami lima instar, dan rata-rata waktu yang
diperlukan untuk menyelesaikan periode nimfa adalah 12.82 hari. Nimfa dapat
berkembang menjadi dua bentuk wereng dewasa. Bentuk pertama adalah makroptera
(bersayap panjang) yaitu wereng batang coklat yang mempunyai sayap depan dan
sayap belakng normal. Bentuk kedua adalah brakiptera (bersayap kerdil) yaitu
wereng batang coklat dewasa yang mempunyai sayap depan dan sayap belakang
tumbuh tidak normal, terutama sayap belakang sangat rudimenter.
Pada daerah lain stadium telur membutuhkan waktu
antara 7-11 hari. Nimfa yang baru menetas berwarna keputihan dan berangsur
menjadi coklat. Stadium nimfa terjadi 5 kali pergantian kulit dan waktu yang
dibutuhkan pada masing-masing instar adalah 2-4 hari (lihat gambar 2) Wereng
batang coklat dewasa mempunyai dua bentuk, sayap panjang (makroptera) dan sayap
pendek (brakiptera). Bentuk makroptera merupakan indikator populasi pendatang
dan emigrasi, sedangkan brakiptera populasi penetap.Suhu optimum untuk
perkembangan antara 18-28 C.
Serangan WBC tanaman Padi
Hama WBC yang berkembang pada tanaman padi ketika
membentuk anakan dimulai oleh wereng bersayap panjang yang berpindah dari
tempat lain. Jika wereng yang berkembang pada tanaman padi yang berumur 2 atau
3 minggu setelah tanam, maka WBC bisa berkembang biak menjadi dua generasi
(Gb.1). Tetapi bila wereng yang menyerang tanaman padi yang
berumur 5-6 minggu setelah tanam, wereng yang
berkembang biak hanya satu generasi yang puncak populasinya terjadi pada padi
umur 9-10 minggu setelah tanam.
Pengamatan hama wereng harus dilakukan secara intensif
dan rutin. Jangka waktu pengamatan minimal 3 hari sekali dan jika ada gejala
muncul wereng segera dihitung populasinya.Jika populasi per rumpun 7-9 segera
diatasi dengan pengendalian pestisida baik secara hayati maupun kimiawi.
Strategi Pengendalian WBC dan Virus Kerdil
1. Pengendalian WBC
2. Tanam Padi Secara Serentak
Tanam padi secara serentak dalam areal yang luas tidak
dibatasi oleh batas administrasi. Wereng coklat imigran terbang
bermigrasi tidak dapat dihalangi oleh sungai atau lautan. Bila suatu
daerah panen atau puso maka wereng makroptera (bersayap panjang) akan terbang
bermigrasi mencari tanaman muda dalam populasi tinggi, hinggap (landing)
dan berkembang biak pada tanaman padi muda. Bila areal tempat migrasi
sempit, maka populasi imigran akan padat.
2. Penggunaan Varietas Tahan
Penggunaan varietas tahan disesuaikan dengan
keberadaan biotipe wereng coklat yang ada di lapangan. Saat ini, biotipe wereng
coklat yang berkembang di lapang didominasi oleh biotipe 3 dan dibeberapa
tempat telah ada biotipe 4 sehingga memerlukan varietas unggul baru (VUB) yang
memiliki ketahanan terhadap biotipe tersebut. Badan Litbang Pertanian telah
menyediakan beberapa VUB yang tahan terhadap biotipe tersebut, yaitu Inpari 13,
Inpari 31 dan Inpari 33.
3. Perangkap Lampu (Light traps)
Wereng yang pertama kali datang dipesemaian atau
pertanaman adalah wereng makroptera betina/jantan imigran. Pasang lampu
perangkap (Gb.2) sebagai alat untuk menentukan kapan datangnya wereng
imigran. Alat ini penting untuk mengetahui kehadiran wereng imigran dan
dapat menangkap wereng dalam jumlah besar.
Lampu perangkap dipasang pada ketinggian 150-250 cm
dari permukaan tanah.Hasil tangkapan dengan lampu 100 watt dapat mencapai
400.000 ekor/malam. Keputusan yang diambil setelah ada wereng pada
perangkap lampu:
·
Wereng-wereng
yang tertangkap dikubur
·
Keringkan
pertanaman padi sampai retak
·
Segera
setelah dikeringkan, kendalikan wereng pada tanaman padi dengan insektisida
yang direkomendasi
4. Waktu Pesemaian Padi
Penetapan waktu pesemaian ditentukan oleh kapan puncak
wereng imigran yang tertangkap lampu perangkap. Bila datangnya wereng
imigran tidak tumpang tindih antara generasi maka pesemaian hendaknya
dilakukan pada 15 hari setelah puncak imigran.
Bila datangnya wereng dari generasi yang tumpang
tindih, maka akan terjadi bimodal (dua puncak). Pesemaian hendaknya dilakukan
pada 15 hari setelah puncak imigran ke-2.
5. Tuntaskan Pengendalian Pada Generasi 1
Catat waktu puncak populasi imigran awal sebagai
generasi nol (G0), maka pada 25-30 hari kemudian akan menjadi imago
wereng coklat generasi ke-1, pda 25-30 hari kemudian akan menjadi imago wereng
coklat generasi ke-2, pada 25-30 hari kemudian akan menjadi imago wereng
coklat generasi ke-3.
Pengendalian wereng yang baik yaitu:
·
Pada saat
ada imigran makroptera generasi nol (G0) dan saat generasi ke 1 (G1) yaitu
nimfa-nimfa yang muncul dari wereng imigran
·
Gunakan
insektisida dengan bahan aktif, pymetrozine, dinotefuran, sebaiknya satu jenis
insektisida tidak digunakan terus menerus dalam jangka waktu lama.
·
Pengendalian
wereng harus selesai pada generasi ke 1 atau paling lambat pada generasi ke 2.
·
Pengendalian
saat generasi ke 3 tidak akan berhasil.
6. Pengamatan Wereng Coklat di Pertanaman
Pengamatan atau Monitoring wereng coklat pada
1-2 minggu sekali. Ambil contoh 20 rumpun arah diagonal. Hitung
jumlah wereng coklat pada minggu ke- i (Ai) dan musuh alami
laba-laba + Paederus +Ophionea+Coccinella pada minggu ke-i (Bi)
dan Cyrtorhinus pada minggu ke-i (Ci).
7. Penggunaan Insektisida
Penggunaan insektisida harus memperhatikan berbagai
factor, antara lain:
·
Keringkan
area sawah sebelum aplikasi insektisida baik yang semprotan atau butiran
·
Aplikasi
insektisida dilakukan saat air embun tidak ada antara pukul 08.00 pagi sampai
pukul 11.00, dilanjutkan sore hari. Insektisida harus sampai pada batang padi.
·
Tepat dosis
dan jenisnya yaitu yang berbahan aktif Pymetrozine, dinotefuran
.Pengendalian
Double Cover
Bila insektisida semprotan yang digunakan tidak atau
kurang manjur maka pengendalian wereng coklat perlu didobel dengan memberikan
insektisida sistemik melalui akar.
1. Pengendalian Penyakit Virus Kerdil
Sampai saat ini tidak ada virusida atau bahan lain
yang dapat dipakai untuk mengendalian penyakit kerdil hampa dan kerdil rumput
(Gb3). Usaha yang dapat dilakukan adalah:
1. Kendalikan
wereng coklat terutama makroptera/bersayap sampai populasi serendah mungkin
2.
Hindari
kontak inokulum penyakit dengan wereng coklat
3.
Cabut dan
benamkan inokulum penyakit kerdil hampa dan kerdil rumput
Ciri-ciri tanaman yang terserang virus kerdil rumput
(3a), kerdil hampa (3b) dan campuran virus kerdil rumput dan virus kerdil hampa
(3c)
Serangan hama wereng coklat terjadi di Indonesia
menjadi masalah pada beberapa tahun terakhir. Serangan hama wereng tersebut
juga diikuti oleh serangan virus tanaman padi yang ditularkannya, sehingga
kerusakan yang ditimbulkan menjadi berlipat-lipat. Diantara virus pada padi,
virus kerdil hampa rice ragged stunt virus (RRSV) dan virus
kerdil rumput rice grassy stunt virus (RGSV) merupakan virus
penting yang menyebabkan penyakit padi.
Ciri-ciri Tanaman Padi Terserang Penyakit Kerdil
Hampa
Tanaman padi yang terserang kerdil hampa menunjukkan
gejala pertumbuhan terhambat (kerdil), daun berwarna hijau gelap, tepi daun
tidak rata, berlekuk-lekuk atau sobek-sobek, ujung daun terpilin, terjadi
pembengkakan tulang daun atau membentuk puru. Tanaman terinfeksi virus kerdil
hampa pada stadia bibit akan berkembang daun baru dengan gejala yang jelas
seperti daun melintir, dan tepi daun bergerigi pada 2 minggu setelah inokulasi.
Pada stadia berbunga, daun atas dan daun bendera menunjukkan gejala melintir,
malai tidak keluar atau keluar sebagian, dan dari malai yang sebagian keluar,
gabah biasanya hampa.
Ciri-ciri Tanaman Padi Terserang Penyakit Kerdil Rumput
Tanaman padi yang terserang virus kerdil rumput
menunjukkan gejala penghambatan pertumbuhan, anakannya banyak, daunnya menjadi
pendek dan sempit, dan tumbuhnya tegak serta berwarna hijau pucat atau kuning
pucat. Seringkali pada daunnya terdapat bintik-bintik atau bercak coklat tua.
Daunnya kadang-kadang tetap hijau jika diberi pupuk nitrogen yang cukup.
Strain lebih patogenik dari RGSV yang menyebabkan diskolorasi
daun kuning-oranye dan tanaman cepat mati. Strain ini disebut sebagai kerdil
rumput tipe 2 (RGSV 2). Penyakit kerdil rumput tipe 2 mempunyai gejala yang
berbeda dengan tipe 1. Pada tanaman yang terinfeksi virus kerdil rumput tipe 2
saat awal stadia, menunjukkan tanaman agak kerdil, menguning pada daun bawah,
dan helaian daun menyempit.
Pada daun bawah tersebut kadang muncul bercak karat
tak beraturan. Tanaman yang terinfeksi pada umur 30 hari atau lebih menunjukkan
gejala mirip penyakit tungro, satu rumpun yang terserang kadang hanya beberapa
anakan atau bahkan gejala hanya pada beberapa daun saja, gejala kuning kadang
hanya terjadi pada daun bawah/daun tua, tanaman yang terserang pada stadia
dewasa, menunjukkan daun berwarna kuning-oranye tetapi lebar daun normal,
jumlah anakan dan tinggi tanaman sama dengan tanaman sehat.
Komentar
Posting Komentar