Pengendalian Hama Tikus di Sawah Campursalam, Sinergi Petani, Penyuluh, dan POPT dalam Sekolah Lapang
📍 Desa Campursalam, Kecamatan Parakan, Kabupaten Temanggung
Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), khususnya hama tikus, kembali menjadi fokus utama dalam kegiatan pertanian di Desa Campursalam. Kali ini, kegiatan dilakukan di lahan sawah milik Bapak Ilhari, anggota Kelompok Tani Adil 2, yang sekaligus menjadi lokasi demplot Sekolah Lapang (SL) komoditas padi binaan BPP Kecamatan Parakan. Luas lahan mencapai 0,3 hektar dan menjadi salah satu titik pembelajaran langsung bagi petani sekitar.
Serangan hama tikus mulai terlihat dari bekas gigitan pada batang tanaman serta lubang aktif di pematang. Dampaknya sangat meresahkan, mengingat tanaman berada pada fase pertumbuhan penting yang menentukan hasil panen. Oleh karena itu, dilakukan gerakan pengendalian tikus secara terpadu yang melibatkan keleompok tani, Penyuluh Pertanian Lapangan BPP Parakan, KJF, Bidang Sarpras dan petugas POPT dari Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kabupaten Temanggung.
Kegiatan dimulai dengan survei lokasi, identifikasi sarang tikus aktif, hingga pemetaan sebaran serangan. Langkah pengendalian dilakukan secara mekanis dan kimiawi sesuai dengan arahan teknis POPT, dengan tetap memperhatikan keamanan lingkungan sekitar.
🦉 Menuju Pengendalian Berkelanjutan: Rumah Burung Hantu (Rubuha)
Sebagai bagian dari rencana jangka panjang, kegiatan ini juga membahas rencana pembangunan Rumah Burung Hantu (Rubuha) di sekitar areal sawah kelompok tani. Rubuha merupakan metode pengendalian hama tikus berbasis biologis dan ekologis, dengan memanfaatkan burung hantu (Tyto alba) sebagai predator alami tikus sawah.
Burung hantu memiliki kemampuan memangsa hingga 3–5 ekor tikus per malam, sehingga keberadaannya sangat efektif dalam menjaga keseimbangan populasi tikus tanpa menggunakan bahan kimia. Pembangunan Rubuha akan dilakukan secara bertahap oleh kelompok tani dengan pendampingan teknis dari penyuluh dan Dinas Pertanian.
Selain sebagai sarana pengendalian hama, Rubuha juga memiliki fungsi edukatif dalam konservasi burung predator, dan menjadi contoh nyata penerapan pengendalian hayati di tingkat kelompok tani. Dengan hadirnya Rubuha, diharapkan ketergantungan terhadap racun tikus berkurang, dan lingkungan pertanian menjadi lebih ramah ekosistem.
🟢 Catatan Lapangan
- Lokasi: Sawah Bapak Ilhari, Desa Campursalam
- Luas lahan: 0,3 ha
- Fungsi: Demplot Sekolah Lapang Padi
- Kelompok Tani: Adil 2
- Koordinator Penyuluh: Sambodo AW
- PPL Wilbin : Rudi Antoro
- Pendamping: KJF, Bidang Sarpras & Petugas POPT
- Jenis serangan: Hama Tikus
- Tindakan: Pengendalian terpadu mekanis-kimiawi
- Rencana lanjut: Pembangunan Rubuha sebagai solusi hayati
💬 Kegiatan ini merupakan bagian dari pembinaan rutin dan penguatan kapasitas petani dalam menghadapi ancaman OPT. Melalui kolaborasi lintas unsur dan pendekatan berkelanjutan, diharapkan pertanian di Campursalam menjadi lebih tangguh.
Komentar
Posting Komentar