Sekolah Lapang: Strategi Efektif Meningkatkan Kapasitas Petani di Era Modern
Apa Itu Sekolah Lapang?
Sekolah Lapang (SL) adalah metode pembelajaran nonformal bagi petani yang dilakukan langsung di lahan pertanian melalui pendekatan partisipatif. Petani belajar sambil praktik, melakukan pengamatan, diskusi kelompok, dan membuat keputusan berdasarkan hasil pengamatan tersebut.
Metode ini berlandaskan prinsip “petani sebagai subjek”, bukan objek pelatihan, sehingga hasil belajarnya lebih aplikatif, kontekstual, dan berkelanjutan.
Dasar Hukum Sekolah Lapang
- UU No. 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan:
Pasal 17 ayat (1): "Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan melalui pendidikan nonformal dan informal yang dapat dilaksanakan dalam bentuk Sekolah Lapang, demplot, atau metode lain yang sesuai." - Permentan No. 47/Permentan/OT.140/10/2016 tentang Pedoman Pengembangan Penyuluhan Pertanian:
Pasal 5 huruf c: "Metode penyuluhan kelompok dilaksanakan melalui Sekolah Lapang sebagai pendekatan pembelajaran berbasis pengalaman nyata."
Tujuan Sekolah Lapang
- Meningkatkan kemampuan teknis, manajerial, dan sosial petani
- Membentuk petani yang adaptif terhadap perubahan iklim dan pasar
- Mengembangkan pemahaman berbasis agroekosistem
- Membangun kerja sama dan kemandirian antarpetani
Manfaat Sekolah Lapang
- Petani lebih percaya diri dalam mengelola usaha tani
- Penggunaan sarana produksi pertanian menjadi lebih efisien
- Hasil panen meningkat secara kualitas dan kuantitas
- Petani mampu menjadi penyuluh bagi sesamanya (farmer trainer)
Jenis-Jenis Sekolah Lapang
1. SL-PTT/SL-IPA – Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (Integrated Pest Management/Integrated Plant Management)
Pelatihan berbasis siklus tanaman seperti padi, jagung, kedelai, meliputi:
- Pemupukan berimbang
- Pengendalian hama terpadu
- Pengamatan agroekosistem
- Penanaman varietas unggul
- Irigasi dan drainase efisien
Dasar: Pedoman Teknis SL-PTT oleh Pusat Penyuluhan Pertanian (2012)
2. SL-IRT – Sekolah Lapang Iklim untuk Petani
Kolaborasi BMKG dan Kementan yang mengajarkan petani untuk:
- Membaca data iklim/cuaca
- Menyesuaikan waktu tanam dengan prakiraan musim
- Menekan risiko gagal panen akibat perubahan iklim
Dasar: Petunjuk Teknis SL-Iklim 2020 oleh BMKG dan Kementan
3. SL Komoditas Unggulan
Dikembangkan untuk komoditas strategis daerah, seperti:
- Kopi dan Kakao: Pascapanen, fermentasi, mutu ekspor
- Hortikultura (Cabai, Bawang): Hama terpadu dan pascapanen
- Peternakan: Pakan, kandang, kesehatan hewan
- Perkebunan (Sawit, Tebu): Budidaya ramah lingkungan
Permentan 47/2016 Pasal 6 ayat (1): "Pengembangan penyuluhan dilakukan berdasarkan komoditas unggulan nasional dan lokal yang strategis."
Tahapan Pelaksanaan Sekolah Lapang
- Identifikasi kebutuhan petani (PRA)
- Penyusunan kurikulum lokal spesifik
- Pelaksanaan belajar di lahan petani selama satu musim
- Monitoring dan evaluasi
- Graduasi dan penguatan kelembagaan tani
Penutup
Sekolah Lapang adalah solusi pembelajaran berbasis pengalaman yang efektif untuk meningkatkan kapasitas petani. Dengan dukungan regulasi, pendekatan partisipatif, dan sinergi antar lembaga, SL menjadi fondasi penting dalam mewujudkan pertanian Indonesia yang modern, mandiri, dan berkelanjutan.
Komentar
Posting Komentar