Kamis, 27 Januari 2022

PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU JAGUNG

 


A.   PENGERTIAN

Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) jagung adalah suatu pendekatan inovatif dan dinamis dalam upaya meningkatkan produksi dan peningkatan pendapatan petani melalui perakitan komponen teknologi secara partisipatif bersama petani.

 

B.   PRINSIP UTAMA PENERAPAN PTT

1.    Partisipatif

Petani berperan aktif dalam pemilihan dan pengujian teknologi yang sesuai dengan kondisi setempat, serta meningkatkan kemampuan melalui proses pembelajaran di laboratorium Lapangan

2.    Spesifik Lokasi

Memperhatikan kesesuaian teknologi dengan lingkungan fisik, sosial-budaya dan ekonomi petani setempat.

3.    Terpadu

Sumberdaya tanaman, tanah dan air dikelola dengan baik secara terpadu

4.     Sinergis atau serasi

Pemanfaatan teknologi terbaik, memperhatikan keterkaitan antar komponen teknologi yang saling mendukung 

5.     Dinamis

Penerapan teknologi selalu disesuaikan dengan perkembangan dan kemajuan iptek ser tan kondisi sosial ekonomi setempat.

 

PEMAHAMAN MASALAH DAN PELUANG (PMP)

Penetapan PTT padi sawah diawali dengan pemahaman terhadap masalah dan peluang/PMP pengembangan sumberdaya dan kondisi lingkungan setempat dengan tujuan ;

1.    Mengumpulkan informasi dan menganalisis masalah, kendala dan peluang usaha tani padi

2.    Mengembangkan peluang dalam upaya peningkatan produksi padi

3.    Mengidentifikasi teknologi yang sesuai dengan kebutuhan petani di wilayah setempat

Tahap pelaksanaan mencakup dua kegiatan utama yaitu;

1.    Penentuan prioritas masalah secara bersama oleh anggota kelompok tani. Permasalahan setiap kelompok tani dikumpulkan, dikelompokkan dan dicarikan alternatif pemecahannya oleh semua peserta PMP

2.    Analisa kebutuhan dan peluang introduksi teknologi atas dasar permasalahan tersebut

 

KOMPONEN TEKNOLOGI

Komponen teknologi yang diterapkan dalam PTT jagung dikelompokkan kedalam teknologi dasar dan  pilihan. Komponen teknologi dasar sangat dianjurkan untuk diterapkan di semua lokasi pertanaman jagung. Sedangkan penerapan komponen pilihan disesuaikan dengan kondisi, ke mampuan dan kemauan petani setempat.

A.   KOMPONEN TEKNOLOGI DASAR

1.    Varitas Unggul baru

Varitas unggul baru (VUB) umumnya berdaya hasil tinggi, tahan terhadap hama dan penyakit utama atau toleran dengan linkungan setempat dan mempunyai sifat khusus tertentu. VUB dapat berupa jagung hibrida seperti P 29, Bisi 18 ,Nusantar sedangkan Varitas komposit seperti  sri kandi putih, bisma, sukmaraga, arjuna atau varitas lokal potensial.

-          Penggunaan varitas unggul akan memberikan pendapatan yang lebih tinggi, dan dianjurkan yang tahan hama dan penyakit endemik seperti bulai.

-          Pemilihan varitas disesuikan dengan kondisi setempat, keinginan petani serta permintaan pasar.

 


2.    Benih bermutu dan berlabel

-          Benih bermutu adalah benih dengan tingkat kemurnian dan daya tumbuh yang ting gi ( 95%). Pada umumnya benih bermutu dapat diperoleh dari benih berlabel.

-          Perlakuan benih dengan bahan anorganik seperti klorin/ belerang diperlukan untuk mencegah penyakit bulai

3.    Pupulasi 66.000-75.000 tanaman/ha

-          Pupulasi tanaman ditentukan oleh jarak tanam dan mutu benih yang digunakan.

-          Jarak tanaman yang dianjurkan adalah 70-75 cm x 20 cm 1 biji/ lobang atau 70-75 cm x 40 cm 2 biji/ lobang



-          Benih yang digunakan mempunyai daya tumbuh lebih 95% dapat memenuhi pu pulasi tanaman 66.000-75.000 tanaman/ha

-          Dalam budidaya jagung tidak dianjurkan menyulam karena pengisian biji dari tanaman sulaman tidak optimal

 

4.    Pemupukan berdasarkan kebutuhan tanaman dan status hara tanah



-          Pemberian pupuk berbeda antarlokasi, pola tanam, jenis jagung yang ditanam hibrida atau komposit dan pengelolaan tanah

-          Penggunaan pupuk spesifik lokasi meningkatkan hasil dan menghemat pupuk.

-          Kebutuhan hara N dapat diketahui dengan cara mengukur tingkat kehijauan da un (BWD), sedangkan kebutuhan hara P dan K dengan perangkat uji tanah kering (PUTK).

-          Pupuk N diberikan 2 kali yaitu 7-10 HST dan 30-35 HST

-          BWD digunakan pada 40-45 HST untuk mendeteksi kecukupan N bagi tanaman.

-          Pada lahan kering pemberian pupuk  P dan K mengacu pada PUTK

-          Pada saat pemberian pupuk harus ditugal pupuk masuk dalam tanah

 

B.      KOMPONEN TEKNOLOGI PILIHAN

1.    Penyiapan lahan

-          Olah tanah sempurna (OTS) pada lahan kering ,tanah diolah dengan cangkul, di haluskan sehingga rata tanah menjadi gembur.

-          Untuk tanpa olah tanah apabila kekurangan tenaga kerja bisa dilaksanakaan

-          Pembuatan bedengan dimungkinkan untuk perbaikan drainase tanah

 

2.    Pembuatan saluran drainase atau saluran irigasi pada lahan kering

-          Saluran drainase diperlukan untuk pengaliran air dari areal pertanamaan, terutama pada musim hujan, karena tanamaan jagung peka terhadap kelebihan air.

-          Saluran drainase dibuat saat penyiangan pertama dengan menggunakan cangkul

-          Pada lahan kering  saluran drainase berfungsi sebagai pematus air pada saat hujan

 

3.    Pemberian bahan organik

-          Bahan organik berupa sisa tanaman. Kotoran hewan, pupuk hijau dan kompos merupakan unsur utama pupuk oranik yang dapat berbentuk padat atau cair

-          Bahan organik bermanfaat untuk memperbaiki kesuburan fisik,kimia dan biologi tanah.

-          Persyaratan teknis pupuk organik mengacu kepada permentan No.02/2006 kecuali diproduksi untuk keperluan sendiri.

 

4.    Pembubunan

-          Pembubunan bertujuan untuk memberikan lingkuangan akar yang lebih baik, agar tanaman tumbuh kokoh dan tidak mudah roboh.

-          Pembubunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan pertama dan pembuat an saluran , atau setelah pemupukan ke dua (35 hari) bersamaan dengan penyi angan ke dua

-          Pembubunan cukup menggunakan cangkul.

 

5.    Pengendalian gulma

-          Penyiangan pertama menggunakan cangkul karena tanaman masih kecil 21 hst

-          Penyiangan kedua dilakukan pada umur 30-35 hst

-          Periode kritis tanaman jagung terhadap gulma adalah pada dua bulan pertama masa pertumbuhan.

-          Manfaat penyiangan secara secara umum ramah lingkungan, meningkatkan jum lah udara dalam tanah dan merangsang pertumbuhan akar.

 

6.    Pengendalian hama dan penyakit

Berdasarkan pendekatan pengendalian secara terpadu

-          Identifikasi jenis dan pupulasi hama oleh petani dan atau pengamat OPT di lapangan

-          Penentuan tingkat kerusakan tanaman menurut kerugian ekonomi atau ambang tindakan. Ambang tindakan indentik dengan ambang ekonomi yang sering digunakan sebagai dasar teknik pengendalian.

-          Taktik dan teknik pengendalian meliputi; mengusahakan tanaman selalu sehat, pengendalian secara hayati, penggunaan varitas tahan, penggunaan pestisida organik.

-          Hama utama jagung; lalat bibit, penggerek batang dan penggerek tongkol

-          Penyakit utama; bulai, bercak daun dan busuk pelepah

 

7.    Panen tepat waktu dan pengeringan segera

-          Panen dilakukan jika klobot tongkol telah menguning atau berwarna coklat, biji telah mengeras dan telah membentuk lapisan hitam minimal 50 % pada setiap baris biji

-          Panen lebih awal atau pada kadar air biji masih tinggi menyebabkan biji keriput, warna kusam dan bobot biji lebih ringan.

-          Terlambat panen, apalagi musim hujan mengakibatkan tumbuhnya jamur bahkan biji bisa berkecambah

-          Tongkol yang sudah dipanen segera dijemur atau diangin-anginkan jika terjadi hujan.

-          Tidak menyimpan tongkol dalam keadaan basah karena dapat menumbuhkan jamur.

-          Pemipilan biji setelah tongkol kering  kadar air biji 20 % dengan alat pemipil.

-          Jagung pipil dikeringkan lagi sampai kadar air biji menjadi sekitar 15 %

-          Jika cuaca hujan pengeringan menggunakan cara penjemuran dibawah sungkup plastik trasparan sehingga tidak perlu mengeluarkan dan memasukan jagung ke dalam rumah