A.
PENGERTIAN
Pengelolaan
Tanaman Terpadu (PTT) jagung adalah suatu pendekatan inovatif dan dinamis dalam
upaya meningkatkan produksi dan peningkatan pendapatan petani melalui perakitan
komponen teknologi secara partisipatif bersama petani.
B.
PRINSIP UTAMA PENERAPAN PTT
1. Partisipatif
Petani berperan aktif
dalam pemilihan dan pengujian teknologi yang sesuai dengan kondisi setempat,
serta meningkatkan kemampuan melalui proses pembelajaran di laboratorium
Lapangan
2. Spesifik Lokasi
Memperhatikan
kesesuaian teknologi dengan lingkungan fisik, sosial-budaya dan ekonomi petani
setempat.
3. Terpadu
Sumberdaya tanaman,
tanah dan air dikelola dengan baik secara terpadu
4. Sinergis atau serasi
Pemanfaatan teknologi terbaik, memperhatikan keterkaitan antar komponen teknologi yang saling mendukung
5. Dinamis
Penerapan teknologi
selalu disesuaikan dengan perkembangan dan kemajuan iptek ser tan kondisi
sosial ekonomi setempat.
PEMAHAMAN MASALAH DAN PELUANG
(PMP)
Penetapan PTT padi
sawah diawali dengan pemahaman terhadap masalah dan peluang/PMP pengembangan
sumberdaya dan kondisi lingkungan setempat dengan tujuan ;
1. Mengumpulkan informasi dan menganalisis
masalah, kendala dan peluang usaha tani padi
2. Mengembangkan peluang dalam upaya peningkatan
produksi padi
3. Mengidentifikasi teknologi yang sesuai dengan
kebutuhan petani di wilayah setempat
Tahap pelaksanaan mencakup dua kegiatan
utama yaitu;
1. Penentuan prioritas masalah secara bersama
oleh anggota kelompok tani. Permasalahan setiap kelompok tani dikumpulkan,
dikelompokkan dan dicarikan alternatif pemecahannya oleh semua peserta PMP
2. Analisa kebutuhan dan peluang introduksi
teknologi atas dasar permasalahan tersebut
KOMPONEN
TEKNOLOGI
Komponen teknologi yang diterapkan dalam
PTT jagung dikelompokkan kedalam teknologi dasar dan pilihan. Komponen teknologi dasar sangat
dianjurkan untuk diterapkan di semua lokasi pertanaman jagung. Sedangkan
penerapan komponen pilihan disesuaikan dengan kondisi, ke mampuan dan kemauan
petani setempat.
A.
KOMPONEN TEKNOLOGI DASAR
1. Varitas Unggul baru
Varitas unggul baru
(VUB) umumnya berdaya hasil tinggi, tahan terhadap hama dan penyakit utama atau
toleran dengan linkungan setempat dan mempunyai sifat khusus tertentu. VUB dapat berupa
jagung hibrida seperti P 29, Bisi 18 ,Nusantar sedangkan Varitas komposit
seperti sri kandi putih, bisma,
sukmaraga, arjuna atau varitas lokal potensial.
-
Penggunaan
varitas unggul akan memberikan pendapatan yang lebih tinggi, dan dianjurkan
yang tahan hama dan penyakit endemik seperti bulai.
-
Pemilihan
varitas disesuikan dengan kondisi setempat, keinginan petani serta permintaan
pasar.
2. Benih bermutu dan berlabel
-
Benih
bermutu adalah benih dengan tingkat kemurnian dan daya tumbuh yang ting gi (
95%). Pada umumnya benih bermutu dapat diperoleh dari benih berlabel.
- Perlakuan benih dengan bahan anorganik seperti klorin/ belerang diperlukan untuk mencegah penyakit bulai
3. Pupulasi 66.000-75.000 tanaman/ha
-
Pupulasi
tanaman ditentukan oleh jarak tanam dan mutu benih yang digunakan.
-
Jarak
tanaman yang dianjurkan adalah 70-75 cm x 20 cm 1 biji/ lobang atau 70-75 cm x
40 cm 2 biji/ lobang
-
Benih
yang digunakan mempunyai daya tumbuh lebih 95% dapat memenuhi pu pulasi tanaman
66.000-75.000 tanaman/ha
-
Dalam
budidaya jagung tidak dianjurkan menyulam karena pengisian biji dari tanaman
sulaman tidak optimal
4. Pemupukan berdasarkan kebutuhan tanaman
dan status hara tanah
-
Pemberian pupuk berbeda antarlokasi,
pola tanam, jenis jagung yang ditanam hibrida atau komposit dan pengelolaan
tanah
-
Penggunaan
pupuk spesifik lokasi meningkatkan hasil dan menghemat pupuk.
-
Kebutuhan
hara N dapat diketahui dengan cara mengukur tingkat kehijauan da un (BWD),
sedangkan kebutuhan hara P dan K dengan perangkat uji tanah kering (PUTK).
-
Pupuk
N diberikan 2 kali yaitu 7-10 HST dan 30-35 HST
-
BWD
digunakan pada 40-45 HST untuk mendeteksi kecukupan N bagi tanaman.
-
Pada
lahan kering pemberian pupuk P dan K
mengacu pada PUTK
-
Pada
saat pemberian pupuk harus ditugal pupuk masuk dalam tanah
B.
KOMPONEN TEKNOLOGI PILIHAN
1. Penyiapan lahan
-
Olah
tanah sempurna (OTS) pada lahan kering ,tanah diolah dengan cangkul, di
haluskan sehingga rata tanah menjadi gembur.
-
Untuk tanpa olah tanah apabila
kekurangan tenaga kerja bisa dilaksanakaan
-
Pembuatan
bedengan dimungkinkan untuk perbaikan drainase tanah
2. Pembuatan saluran drainase atau saluran irigasi pada lahan
kering
-
Saluran
drainase diperlukan untuk pengaliran air dari areal pertanamaan, terutama pada
musim hujan, karena tanamaan jagung peka terhadap kelebihan air.
-
Saluran
drainase dibuat saat penyiangan pertama dengan menggunakan cangkul
-
Pada
lahan kering saluran drainase berfungsi
sebagai pematus air pada saat hujan
3. Pemberian bahan organik
-
Bahan
organik berupa sisa tanaman. Kotoran hewan, pupuk hijau dan kompos merupakan
unsur utama pupuk oranik yang dapat berbentuk padat atau cair
-
Bahan
organik bermanfaat untuk memperbaiki kesuburan fisik,kimia dan biologi tanah.
-
Persyaratan
teknis pupuk organik mengacu kepada permentan No.02/2006 kecuali diproduksi
untuk keperluan sendiri.
4. Pembubunan
-
Pembubunan
bertujuan untuk memberikan lingkuangan akar yang lebih baik, agar tanaman
tumbuh kokoh dan tidak mudah roboh.
-
Pembubunan
dilakukan bersamaan dengan penyiangan pertama dan pembuat an saluran , atau
setelah pemupukan ke dua (35 hari) bersamaan dengan penyi angan ke dua
-
Pembubunan
cukup menggunakan cangkul.
5. Pengendalian gulma
-
Penyiangan
pertama menggunakan cangkul karena tanaman masih kecil 21 hst
-
Penyiangan
kedua dilakukan pada umur 30-35 hst
-
Periode
kritis tanaman jagung terhadap gulma adalah pada dua bulan pertama masa
pertumbuhan.
-
Manfaat
penyiangan secara secara umum ramah lingkungan, meningkatkan jum lah udara
dalam tanah dan merangsang pertumbuhan akar.
6. Pengendalian hama dan penyakit
Berdasarkan
pendekatan pengendalian secara terpadu
-
Identifikasi
jenis dan pupulasi hama oleh petani dan atau pengamat OPT di lapangan
-
Penentuan
tingkat kerusakan tanaman menurut kerugian ekonomi atau ambang tindakan. Ambang
tindakan indentik dengan ambang ekonomi yang sering digunakan sebagai dasar
teknik pengendalian.
-
Taktik
dan teknik pengendalian meliputi; mengusahakan tanaman selalu sehat,
pengendalian secara hayati, penggunaan varitas tahan, penggunaan pestisida
organik.
-
Hama
utama jagung; lalat bibit, penggerek batang dan penggerek tongkol
-
Penyakit
utama; bulai, bercak daun dan busuk pelepah
7. Panen tepat waktu dan pengeringan segera
-
Panen
dilakukan jika klobot tongkol telah menguning atau berwarna coklat, biji telah
mengeras dan telah membentuk lapisan hitam minimal 50 % pada setiap baris biji
-
Panen
lebih awal atau pada kadar air biji masih tinggi menyebabkan biji keriput,
warna kusam dan bobot biji lebih ringan.
-
Terlambat
panen, apalagi musim hujan mengakibatkan tumbuhnya jamur bahkan biji bisa
berkecambah
-
Tongkol
yang sudah dipanen segera dijemur atau diangin-anginkan jika terjadi hujan.
-
Tidak
menyimpan tongkol dalam keadaan basah karena dapat menumbuhkan jamur.
-
Pemipilan
biji setelah tongkol kering kadar air
biji 20 % dengan alat pemipil.
-
Jagung
pipil dikeringkan lagi sampai kadar air biji menjadi sekitar 15 %
-
Jika
cuaca hujan pengeringan menggunakan cara penjemuran dibawah sungkup plastik
trasparan sehingga tidak perlu mengeluarkan dan memasukan jagung ke dalam rumah