Penggerek batang padi merupakan hama tanaman padi yang termasuk ordo
lepidoptera dari famili Noctuidae dan Pyralidae. Serangga ini umumnya tertarik
pada lampu pada malam hari, berbentuk kupu-kupu kecil yang disebut ngengat dan
tersebar di daratan Asia, Amerika, dan Australia.
Di Indonesia, terdapat lima spesies penggerek batang padi yang menjadi
kendala di lahan irigasi maupun lahan lebak dan pasang surut. Penggerek batang
padi tersebut adalah penggerek batang padi kuning Scirpophaga (Tryporyza)
incertulas (Walker) (Lepidoptera: Pyralidae), penggerek batang padi putih
Scirpophaga (Tryporyza) innotata (Walker), Chilo suppressalis Walker, Chilo polychrysus
(Meyrick), dan Sesamia inferens (Walker).
Penggerek batang padi merupakan hama yang hanya menyerang pertanaman padi, hal ini disebabkan
pada vegetasi rumput-rumputan didominasi
oleh Leersia hexandra dengan kodominan Ichaemum indicum, tidak ditemukan hama
penggerek, tetapi hanya ditemukan hama tanaman padi dari Oxya chinensis,
Tettigoneilla spectra,Nephotettix virescens, Nephotettic malayanus,
Thaiaoryzivora, Recilia dorsalis, Sogatella furcifera, Nilaparvatalugens, dan
Leptocorisa acuta.Gejala serangan hama penggerek tersebut sama,yaitu pda fase
vegetatif yang disebut sundep (deadhearts) dengan gejala titik tumbuh tanaman
muda mati. Gejalaserangan penggerek pada
fase generatif disebut beluk(whiteheads) dengan gejala malai mati dengan bulir
hampayang kelihatan berwarna putih. Gejala sundep sudahkelihatan sejak 4 hari
setelah larva penggerek masuk.Larva penggerek selalu keluar masuk batang
padi,sehingga satu ekor larva sampai menjadi ngengat dapatmenghabiskan 6-15
batang padi.
Larva penggerek batang padi kuning instar 1 segera menyebar setelah menetas,
mencari anakan tanaman padi dan segera masuk ke batang tanaman dan larva
penggerek batang padi kuning memakan bagian dalam batang padi. Larva sulit
dikendalikan karena terlindungi dari musuh
alami dan insektisida sehingga hama ini sering menimbulkan kegagalan
panen. Di lahan pasang surut, hama ini
selalu ada setiap musim dengan intensitas serangan kurang dari 15%,tetapi bila
lingkungan mendukung intensitas serangan
melebihi 15%.
Sampai saat ini insektisida adalah andalan petani dalam mengendalikan
hama penggerek batang padi kuning. Kondisi tersebut sangat berisiko karena penggunaan
insektisida yang secara terus-menerus berdampak negatif terhadap lingkungan,
seperti hama menjadi resisten, resurjensi atau akan terjadi ledakanhama
sekunder, terbunuhnya organisme nontarget, danresidu insektisida. Sulitnya
pengendalian hama penggerek batangantara lain disebabkan oleh petugas dan
petani kurangmemahami penggunaan alat pengendali hama dan belumtertatanya
sistem pertanaman di lapangan. Penangananpengendalian penggerek yang keliru
dikhawatirkan akanmemicu ledakan seperti halnya ledakan wereng coklat yang
menimbulkan kerugian.
SEKILAS PENGGEREK BATANG PADI
Serangga ini menyebar di kawasan oriental sepertiIndia, Pakistan, Birma,
Sri Lanka, Indochina, Filipina,Indonesia, dan di palaeartic seperti China,
Jepang, danFormosa. Para peneliti percaya bahwa hama ini hanyamempunyai inang
tanaman padi, tetapi penelitian lainmenunjukkan bahwa serangga ini mempunyai
inangCoixlachrymajobi, Ischaemum aristatum, Andropogonadoratus, Anthistiria
ciliata. Heleocharis plantaginea. DiBenggala, dari 100 tanaman pengganggu, 14
di antaranyaadalah gramineae yang menjadi inang alternatif, tetapitidak satu
pun rumput ini menjadi tempat hibernasi. Olehkarena itu, serangga ini hanya
mempunyai inang tanamanpadi.
Penggerek batang padi putih Scirpophaga (Tryporyza)innotata (Walker)
juga dikenal dengan nama white riceborer. Serangga ini menyebar di kawasan
oriental sepertiPapua Nugini, India, Filipina, Indonesia, Malaysia,
danAustralia. Tanaman inangnya adalah Oryza sativa, O.australiensis, dan
Cyperus. Subang,Indramayu, dan Cirebon Barat seluas 65.040 ha, 15.868ha di
antaranya puso.Pada MH 1990 penggerek batang padi putihmenyerang pertanaman
padi di Pedes, Karawang, seluas400 ha, 50 ha di antaranya puso. Pada MH
1990/91populasi ngengat penggerek meningkat lagi dan sampaibulan Maret tercatat
2.156 ha tanaman padi yangterserang, setelah itu populasinya menurun
tajam.Kenyataan tersebut menunjukkan bahwa penggerekbatang padi putih sudah
berubah perilaku, bukan hanyamerusak tanaman padi pada musim hujan, tetapi
Pengendalian awal serangan hama penggerek dapatdilakukan dengan cara
pengeringan lahan setelah panendan jerami yang ditumpuk pada waktu panen
segeradisebar supaya kering. Di banyak daerah, tumpukanjerami hasil panen
dibakar yang dapat dengan cepatmenghilangkan larva yang ber-diapause, tetapi
haratanaman tidak dapat dikembalikan ke tanah, kecuali abujerami yang
mengandung kalium dan kalsium.Hama penggerek dewasa terbang pada malam
hari,fototropik positif, dan tenaganya kuat untuk terbang.Penggerek padi
bergaris mulai keluar pada pukul 15.00-23.00 dan mencapai puncaknya pada pukul
19.00-20.00,kemudian aktif lagi menjelang fajar.Penggerek Batang Padi Berkepala
HitamPenggerek batang padi berkepala hitam Chilo polychrysusatau dark headed
striped borer, atau penggerek batangdari Malaysia karena berkembang luas di
negara tersebut.Hama ini menyebar di India, Malaysia, China, dan
Filipina.Tanaman inangnya adalah Oryza latifolia, Hymenachnemyuros, Oryza
Sativa, Panicum crusgalli, Sacciolepismyosuroides, Scirpus grassus, Setaria
rubiginosa, danZea mays.
Penggerek Batang Padi Merah Jambu Penggerek batang padi merah jambu
Sesamia inferens(Walker) juga disebut pink borer, tersebar di kawasanoriental
arah timur sampai palaertic. Tanaman inangnyasangat luas, yaitu Andropogon
nardus, Beckmanniaerucaeformis, Calamagrotis epigejos, Coelorachisglandulosa,
Cyperus japonicus, Eragrotis major, Erinthussp, Erischloa villosa. E. annulata,
Eleusine coracana,Ischaemum rugosum, Hordeum sativum, Miscanthussinensis, Oryza
latifolia, O. Sativa, Panicum crusgalli, P.frumentaceum, P. Maximum, Paspalum
commersonii, P.thunbergii, P. scrobiculatum, Pannisetum typoideum,Phragmiter
karka, Polypogon hiyegawari, Rumex crispus,Saccharum arundinaceum, S. fuscum,
S. officinarum,S. Spontaneum, Scirpus locustris, S. offinis, S. grossus,Setaria
italica, S. rubiginosa, Sorghum vulgare, Triticumsp., Zea mays, dan Zizania
latifolia.
PENGENDALIAN
PENGGEREK BATANG PADI
Teknologi pengendalian penggerek
batang padi telahtersedia dan telah diimplementasikan oleh para
peneliti,petugas, dan petani, mulai dari penggunaan musuh alami,varietas tahan
sampai aplikasi insektisida, namunmengalami banyak kegagalan.
Beberapa teknologi pengendalian hama
penggerek adalahsebagai berikut:Tanam SerempakTanam padi serempak berdasar
triangle strategy denganmenggabungkan teknologi mengikuti standar operasional prosedur (SOP), sosial-masyarakat
gotong royong, dandukungan kebijakan pemerintah merupakan carapengendalian yang
dianjurkan.
Tanam padi serempak harus
memanfaatkan strategi teknologi(SOP pengendalian wereng coklat, penggerek
batang padidan hama penyakit lainnya), strategi sosial (sosiologi)yang membawa
masyarakat untuk diberi tanggung jawab,dan strategi kebijakan pemerintah
mengenai apa yangdiperlukan masyarakat untuk pengendalian. Tiga
strategitersebut dapat memberi landasan yang kokoh bagipengendalian hama
penggerek.
Penanaman Varietas TahanPenanaman
varietas tahan sebagai salah satu komponenpengendalian hama terpadu (PHT)
merupakan salah satuteknik yang murah, mudah diterapkan, dan tidakmencemari
lingkungan. Namun sampai saat ini belumada varietas padi yang tahan terhadap
penggerek batangpadi, karena belum ditemukan sumber gen ketahananpenggerek
batang, baik pada padi maupun kerabat liarnya.
Tidak ditemukannya gen ketahanan padi
terhadappenggerek batang bukan berarti tidak ada upaya lain yangbisa dilakukan
untuk mengendalikan hama ini. Tanamanpadi pada dasarnya memiliki sumber
ketahanan intrinsikyang berasal dari biokimia dan biofisik yangmempengaruhi
perilaku atau metabolisme serangga(Kogan 1982). Biokimia dapat berupa senyawa
kimiaprimer yang tidak seimbang, bekerja sebagai hormonserangga, dan metabolit
sekunder (senyawa sekunder)seperti phenol, steroid, dan terpenoid yang pada kadartertentu
tahan terhadap serangga tertentu. Senyawasekunder dapat bersifat racun, baik
secara langsung atausetelah dihidrolisis dalam sistem pencernaan serangga.
Biofisik tanaman dapat berupa sifat
morfologi yang dapatmenghalangi terjadinya proses makan, peletakan telur,dan
pergerakan serangga secara normal (Kogan 1982).Misalnya terdapat rambut-rambut
pada permukaan daunyang disebut trichome dan glandular trichome, duri, daunyang
licin atau mengilat, dan lapisan lilin.
Manipulasi Parasitoid Pengaturan waktu
tanam dapat mengendalikan hamapenggerek. Kehidupan musuh alami penggerek
batangpadi putih tidak lepas dari parasit pengatur populasinya,sehingga terjadi
biological balance. Oleh karena itu,setiap stadium penggerek mempunyai musuh
alami yangberbeda. Kalshoven (1981) melaporkan bahwa parasit teluryang banyak
ditemukan di lapangan adalah Telenomus(Phanurus) beneficiens (Zehntn.) (Hym:
Scelionidae),yang dapat memarasitisasi kelompok telur rata-rata 50%dan maksimum
96%. Parasit Tetrastichus schoenobiiFerr. (Hym: Eulophidae) mampu
memarasitisasi rata-rata15% dan maksimum 44%, dan Trichogramma japonicumAshm.
(Hym: Trichogrammatidae) mampu memarasitisasirata-rata 6% dengan maksimum 30%.
Kalshoven (1981)juga melaporkan bahwa kelompok telur penggerek batangpadi putih
dapat terparasit oleh ketiga parasitoid tersebutsampai 72%, namun tidak dapat
menekan populasipenggerek.Pengamatan di lapangan menunjukkan
parasitisasikelompok telur berbeda sesuai dengan perkembanganpopulasi penggerek
batang padi putih.
Pada MH 1989/90 yang dimulai dari
awal Oktober, penggerek batang padiputih generasi ke-1 baru ada pada
pertengahan Oktobersampai pertengahan November, kelompok telur yangterparasit
sangat rendah, kurang dari 30%. Kemudianparasitisasi terus meningkat sejalan
denganmeningkatnya populasi penggerek batang padi putih,bahkan pengamatan pada
8 Maret 1990, parasitisasisudah 82,8% dan pada 12 Maret 1990 mencapai 100%.
Angka parasitisasi ini menunjukkan
adanya tekananparasitoid terhadap telur penggerek batang padi putih padasaat
tanaman sudah banyak yang rusak berat. Olehkarena itu, kemampuan parasitoid ini
secara alami belummemadai, artinya parasitoid terlalu lambat
mengikutiperkembangan penggerek batang padi putih. Daripengalaman ini diharapkan
dapat ditingkatkankemampuan musuh alami tersebut dengan berbagaiteknik, di
antaranya den Penggunaan Lampu PerangkapLampu perangkap merupakan alat penting
untukmengetahui populasi hama imigran guna mereduksipopulasi hama dengan
menangkap hama dalam jumlahbesar.
Pada saat ini lampu perangkapmenjadi andalan
komunikasi antarnegara di Asia dengandikeluarkannya perangkat lunak Asian
Migratory Insectsand Viruses Surveillance System (AMIVS) Asian Foodand
Agriculture Cooperation Initiative (AFACI)-Koreadengan negara-negara di Asia
termasuk Indonesia. Setiapnegara harus meng-update data lampu perangkap
dankeberadaan virus kerdil hampa dan kerdil rumput setiaphari atau paling
lambat seminggu sekali, sehingga situasihama dan penyakit virus di Asia
(Indonesia, Thailand,Vietnam, Cambodia, Laos, Korea, Filipina,
Nepal,Bangladesh) dapat diketahui oleh negara tetangga untukantisipasi bila ada
migrasi (Baehaki 2012a).Lampu perangkap dipasang pada ketinggian 150-250cm dari
permukaan tanah. Jasa lampu perangkap sangatbesar, sebagai contoh hasil
tangkapan wereng coklatdengan lampu 100 watt mencapai 491.922 ekor/malampada 18
Agustus 2010. gan inundasi.
Penggunanan
Pestisida
Patokan pengendalian penggerek yang
terbaru adalahberdasarkan hama yang tertangkap lampu perangkap. Bilapada lampu
perangkap sudah tertangkap ngengatpenggerek, maka harus segera diadakan
pengendalian 4hari setelah ngengat tertangkap, baik pada fase vegetatifmaupun
generatif.
Sampai saat ini insektisida adalah
andalan bagi petanidalam mengendalikan hama penggerek batang padikuning.
Penggunaan insektisida secara terus-menerusberdampak negatif terhadap
lingkungan, seperti hamamenjadi resisten, resurjensi atau akan terjadi
ledakanhama sekunder, terbunuhnya organisme nontarget, danresidu insektisida.
Dalam rangka mengurangi dampak
negatifpenggunaan insektisida terhadap pengendalian hamapenggerek batang padi
kuning perlu penetapan ambangekonomi untuk menentukan waktu aplikasi
insektisidayang tepat sehingga penggunaan insektisida tidakberlebihan.
Teknologi terbaru pengendalian hamapenggerek batang padi perlu disesuaikan
dengan hargagabah pada saat panen, yaitu segera dilaksanakan 4 harisetelah
penerbangan ngengat yang dapat diketahui darihasil tangkapan lampu perangkap.
Teknologi terbarupengendalian hama penggerek tidak berdasar kepadaintensitas
serangan akibat larva, tetapi berdasar hasiltangkapan ngengatnya.
Berikut beberapa hal yang
bisa dilakukan untuk mengendalikan hama ini:
Fase
Pratanam
- Sanitasi lingkungan.
- Penyabitan tanaman
padi serendah mungkin sampai permukaan tanah pada saat panen.
- Penggenangan petakan
dengan air setinggi 10-15 cm pada lahan bekas serangan selama 1 minggu.
- Pengolahan tanah di
percepat.
- Lakukan penundaan
penebaran benih, kurang lebih 10 hari setelah puncak penerbangan ngengat
penggerek batang atau setelah pengolahan tanah selesai seluruhnya.
Fase
persemaian
- Lakukan pengelompokan
persemaian.
- Pengamatan secara
berkala (mingguan) dan lakukan pengumpulan kelompok telur di persemaian.
- Jika terlihat
penerbangan imago/ngengat penggerek batang pada sore hari, lakukan
penangkapan dengan lampu perangkap pada malam harinya (lampu
patromak/lampu lain yang dikombinasikan dengan pemasangan bak penampang
yang telah di isi oleh minyak/detergen).
- Aplikasi insektisida
karbofuran apabila terjadi gejala serangan penggerek batang yang
mengkhawatirkan di persemaian.
- Musnahkan tanaman yang
menujukan gejala sundep.
Fase
Vegetatif
Pada fase
ini gejala serangan penggerek batang padi biasa disebut sundep, untuk mengatasi
gejala sundep, adapun langkah-langkah yang dapat di lakukan sebagai berikut :
- Tanam serempak
meliputi satu hamparan.
- Musnahkan tanaman yang
menunjukan gejala sundep.
- Penangkapan ngengat
dengan lampu perangkap jika masih terlihan ada penerbangan ngengat pegerek
batang.
- Aplikasi insektisida jika
serangan sundep telah melampaui ambang ekonomi/pengendalian (10%).
- Lakukan pengendalian
korektif dengan menggunakan insektisida efektif yang di ijinkan secara
spot treatment/hanya ditempat serangan.
Fase
Generatif
Pada fase
Generatif gejala serangan biasa disebut beluk, untuk mengatasi gejala beluk,
adapun langkah-langkah sebagai berikut:
- Lakukan
pecabutan/pemusnahan tanaman yang menujukan gejala beluk, di harapkan
dapat menekan intensitas serangan dan populasi larva yang akan menjadi
ngengat.
Pemanfaatan
musuh alami
Beberapa
parasitoid telur diketahui ditemukan dilapangan di antaranya:
- Tertrastichus
schoenobii
- Telenomus rowani
- Trichogramma japonicum
· Penggunaan Pestisida (Insektisida)
· Langkah pertama sebelum aplikasi pestisida
adalah pengamatan petakan/lapangan, jika di temukan intensitas serangan/poulasi
penggerek batang padi telah mencapai ambang pengendalian, biasanya menggunakan
pestisida yang memiliki cara kerja sistemik.
· Penggunaan insektisida bisa menggunakan bahan aktif karbofuran,
bensultap, bisultap, karbosulfan, dimehipo, amitraz atau fipronil.