Hama Aphis gossypii Glov.
Hama Aphid adalah kutu yang saat muda tidak bersayap. Namun saat dewasa
mempunyai sayap transparan. Warna tubuh hijau tua sampai hitam atau kunig
coklat.
Hama ini mengeluarkan embun madu yang biasanya ditumbuhi cendawan jelaga
sehingga daun menjadi hitam. Embun madu disenangi semut sehingga banyak yang
datang
Hama Aphis gossypii Glov. menyerang banyak jenis tanaman
dan sering ditemui. Gejala serangan pertumbuhan tanaman terhambat dan daun
menjadi keriting.
Pengendalian dengan agens hayati menggunakan MOSA BN dengan bahan aktif
jamur Beauveria bassiana. Penyemprotan dilakukan sore hari dengan
dosis 2,5 gram per liter atau 30 gram per tangki isi 14 liter air. Saat
dicampur dengan air ditambahkan gula 2 sendok atau molase.
Penyemprotan dengan insekisida Nabati/Botanik. Ber bahan aktif Metilanol 100
g/l. Dosis penyemrotan 1 – 1,5 ml/l atau 10 ml /tangki 14 liter.
Ulat Kipat Cricula (Cricula
trisfenestrata Helf)
Ulat berwarna hitam dengan spot putih dengan rambut putih. Pupa / kepompong membentuk kokon berupa jaring berwarna sering ditemukan berkelompok membentuk kluster menempel di daun. Kupu betina dengan bentang sayap 7,5 cm dengan tiga tanda jendela kecil. Kupu tertarik cahaya yang kuat.
Daun yang dimakan ulat seperti terpotong dan terdapat bekas gigitan.
Serangan ulat pada stadium lanjut daun habis sama sekali dan tajuk daun menjadi
gundul. Tanaman yang terserang tidak akan mati, dan terdapat kepompong
bergelantungan.
Pengendalian dengan agens hayati menggunakan MOSA BN dengan bahan aktif
jamur Beauveria bassiana. Penyemprotan dilakukan sore hari dengan dosis 2,5
gram per liter atau 30 gram untuk tangki isi 14 liter air. Saat dicampur dengan
air ditambahkan gula 2 sendok atau Molase.
Penyemprotan dengan insekisida Nabati/Botanik. Ber bahan aktif Ricinofos 80 gr/l. Dosis penyemrotan 1,5 – 2 ,5 ml/l atau 30 ml /tangki 14 liter
Kutu dompolan (Pseudococcus citri (Risso)
)
Hama berupa kutu Pseudococcus . Dewasa bentuk tubuh oval
berukuran 3 mm, berwarna kuninga hingga coklat kekuningan, tertutup
tepung putih, mempunyai tonjolan di tepi tubuh dengan jumlah 14 – 18 pasang.
Tonjolan yang panjang pada bagian belakang tubuh.
Kutu dompolan/kutu putih menghisap cairan tanaman pada daun, ranting dan
bunga. Bunga dan buah muda yang terserang menjadi gugur.
Pengendalian dengan agens hayati menggunakan MOSA BN dengan bahan aktif
jamur Beauveria bassiana. Penyemprotan dilakukan sore hari dengan
dosis 2,5 gram per liter atau 30 gram per tangki isi 14 liter air. Saat
dicampur dengan air ditambahkan gula 2 sendok atau Molase.
Penyemprotan dengan insekisida Nabati/Botanik. Ber bahan aktif Metilanol 100 g/l. Dosis penyemrotan 1 – 1,5 ml/l atau 10 ml /tangki 14 liter.
Hama Lalat buah ( Dacus
dorsalis Hend.)
Lalat buah mempunyai sayap transparan, mengkilat, dengan ciri warna
kuning pada punggung dan perut. Lalat buah bertelur pada permukaan buah.Telur
menetas menjadi larva (belatung) dan hidup di dalam buah, sampai buah rontok
dan membusuk. Larva berukuran tidak lebih dari 1 cm. Larva akan keluar ke tanah
dan seminggu kemudian berubah menjadi lalat muda.
Tubuh lalat buah berukuran 6 – 8 mm, bentangan sayap 5 – 7 mm. Bagian dada
berwarna coklat tua bercak kuning/putih. Bagian perut coklat muda dengan pita
coklat tua.
Pengendalian secara Kultur teknis,
membungkus buah sejak dini dan melakukan pengasapan pada sore hari untuk
mengusir imago/dewasa.
Pengendalian dengan memasang perangkap berupa atraktan dengan bahan
aktif Metil Eugenol.
Codot (Cynopterus sp)
Tubuh hama seperti kelelawar tetapi ukurannya lebih kecil menyerang
buah-buahan pada malam hari.
Gejala berupa gigitan pada bagian
buah, buah yang digigt berlubang. Buah yang terserang adalah buah yang tua.
Bagian buah yang dimakan adalah daging buahnya saja.
Pengendalian dengan menangkap codot menggunakan jala atau menakut-nakutinya
menggunakan kincir angin yang diberi peluit sehingga dapat menimbulkan suara.
Penyakit Akar dan Kanker Batang
( Phythophthora palmivora (Butl.) Butl.)
Merupakan penyakit tanaman Alpukat yang sangat merugikan. Penyakit ini
disebabkan oleh Phythophthora palmivora (Butl.) Butl.
Tajuk daun tanaman tampak jarang. Daun cenderung menjadi layu walaupun
tanah cukup basah, dan daun berwarna lebih muda dari biasanya.
Kulit pangkal batang didekat permukaan tanah terjadi perubahan
warna. Kulit yang sakit mengeluarkan getah yang akan mengering serperti tepung.
Bagian dalam kulit berwarna coklat dan masuk sampai ke dalam kayu
Pengendalian dengan kultur teknis yaitu perbaikan drainase agar air hujan
tidak mengalir di permukaan tanah. Menanam tanaman yang tahan terhadap penyakit
tersebut. Memangkas daun yang tidak produktif untuk mengurangi kelembaban
kebun. Melakukan rotasi tanaman. Melakukan pemupukan dengan
pupuk organik/kandang yang dicampur kapur dan mengupayakan pH tanah 6
Pengendalian dengan agens hayati MOSA GLIO dengan
bahan aktif Gliocladium sp dan Trichoderma sp.
MOSA GLIO 100 gr dicampur dengan pupuk
kandang yang matang 50 kg.Campuran diperam selama 5 hari. Cara aplikasi yaitu
campuran MOSA GLIO disekitar akar serabut. Dosis 100 gr MOSA GLIO digunakan
untuk tanaman Alpukan seluas 1000 m2.
Bercak Daun Cercospora (Cercospora
purpurea Cke)
Penyakit disebabkan oleh jamur Cercospora purpureaCke., dikenal
juga dengan Pseudocercospora purpurea(Cke.) Deighton. Jamur
mempunyai stroma berwarna gelap. Membenuk konidium jika cuaca lembab. Jamur ini
bertahan pada daun dan buah yang sakit.
Gejala pada daun terdapat becak coklat muda dengan tepi berwarna
coklat. Becak berukuran kecil yaitu sekitar 1 mm, bersudut, terpisah atau
bersatu mencapai garis tengah 1,5 cm.
Gejala pada buah berupa becak coklat, agak mengendap, dengan garis tengah 3
– 5 mm dengan batas tegas. Bila cuaca lembab, bercak terbentuk bintik-bintik
kelabu yang tersusun dari konidiofor dan konidium jamur. Lama – kelamaan akan
menjadi celah jalan masuknya organisme lain.
Pengendalian dengan agens hayati yaitu dengan BIO SPF dengan
bahan aktif Pseudomonas fluorescent.. BIO SPF 100
gr dicampur dengan 50 liter air.. Aplikasi dikocor disekitar akar serabut.
Dosis 100 gr BIO SPF digunakan untuk tanaman karet
seluas 1000 m2.
Penyakit Antraknosa (Colletotrichum
gloeosorioides (Penz.) sacc.
Penyakit disebabkan oleh jamur Colletotrichum gloeosporioides (Penz.)
sacc. yg mempunyai miselium yang semula berwarna muda kemudian menjadi cokleat
kehijauan sampai hitam kelabu. Massa spora berwarna merah jambu
Gejala pada daun terdapat jaringan hawar berwarna cokelat karat. Gejala
pada buah mentah terdapat becak coklat dengan bermacam macam ukuran. Becak bisa
membesar, bersatu bisa meliputi seluruh permukaan buah. Daun, bunga, buah yang
terserang akan gugur.
Pengendalian dengan agens hayati yaitu dengan BIO SPF dengan
bahan aktif Pseudomonas fluorescent.. BIO SPF 100
gr dicampur dengan 50 liter air.. Aplikasi dikocor disekitar akar serabut.
Dosis 100 gr BIO SPF digunakan untuk tanaman karet
seluas 1000 m2.