JENIS PUPUK ORGANIK UNTUK TANAMAN DI RUMAH
Pupuk
berbahan organik termasuk pupuk yang baik bagi tanaman rumah Anda. Benarkah?
Baca dulu faktanya di artikel ini.
Dengan intensitas cahaya yang baik, kadar air yang cukup, kualitas tanah yang subur, umumnya tanaman bisa tumbuh secara alami. Namun, untuk perawatan intensif, tanaman juga membutuhkan pupuk untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya, salah satunya pupuk organik.
Berikut ini informasi lengkap untuk Anda yang ingin berkebun di rumah sekaligus mencoba membuat sendiri pupuk organik.
- Pengertian Pupuk Organik
- Jenis-Jenis Pupuk Organik
·
Pupuk kandang
·
Pupuk hijau
·
Pupuk kompos
·
Pupuk hayati
·
Humus
·
Pupuk Serasah
·
Pupuk organik
cair
·
Pupuk guano
- Perbedaan Pupuk Organik vs Pupuk Kimia
Manfaat
Menggunakan Pupuk Organik
Cara
Bikin Pupuk Organik di Rumah Mudah dan Hemat
Langkah-langkah yang perlu diikuti:
Pengertian Pupuk Organik
Pupuk organik menjadi andalan paDa petani urban yang ingin menikmati hasil panen bermutu. Pupuk organik menjadi andalan para petani urban yang ingin menikmati hasil panen bermutu.
Pada umumnya, pupuk organik adalah salah satu jenis pupuk yang terbentuk dari materi alami makhluk hidup, seperti pelapukan sisa-sisa tanaman, hewan, dan manusia. Pemanfaatannya untuk menutrisi tanah dan tumbuhan secara alami.
Menurut
Peraturan Menteri Pertanian no. 2 tahun 2006 tentang Pupuk Organik dan Pembenah
Tanah pasal 1 ayat 1, pupuk organik dijelaskan sebagai pupuk yang sebagian
besar atau seluruhnya terdiri dari bahan organik yang berasal dari tanaman dan
atau hewan yang telah melalui proses rekayasa. Pupuk ini dapat berbentuk padat
atau cair yang digunakan untuk membantu memperbaiki sifat fisik, kimia dan
biologi tanah. Dilansir dari Kompas.com, pemanfaatan pupuk organik yang lebih
murah daripada pupuk kimia juga dapat menekan ongkos produksi dari sisi petani.
Jenis-Jenis
Pupuk Organik
Pupuk
organik memiliki banyak jenis yang tergantung pada bahan baku dan metode
pembuatan (Foto: pertanianku.com).
Pupuk organik memiliki banyak jenis yang tergantung pada bahan baku dan metode pembuatan (Foto: pertanianku.com).
Dalam bidang pertanian, ada beberapa jenis pupuk organik yang umum digunakan berikut ini.
1.
Pupuk kandang
Pupuk kandang adalah salah satu jenis pupuk organik yang sering digunakan karena mudah didapatkan dan murah. Sumber pupuk ini berasal dari kotoran hewan ternak maupun unggas seperti sapi, kerbau, kambing, domba, kuda, dan ayam. Jenis pupuk ini efektif untuk menyuburkan tanah dan tumbuhan karena mengandung banyak unsur hara atau nutrisi makro seperti fosfor, nitrogen, dan kalium, serta unsur mikro seperti magnesium, sulfur, kalsium, besi, natrium, molibdenum, dan tembaga. Pupuk kandang memiliki dua jenis berdasarkan suhu dan proses penguraian, yaitu pupuk dingin dan pupuk panas.
2.
Pupuk hijau
Pupuk hijau adalah jenis pupuk organik yang berbahan dasar dari tanaman atau tumbuhan hijau. Tanaman yang dimanfaatkan sebagai pupuk hijau bisa berasal dari tanaman hasil sisa panen atau tanaman biasa yang dimanfaatkan sebagai pupuk.
Jenis tanaman apapun sebenarnya bisa dijadikan sumber pupuk hijau. Namun, jenis kacangan-kacangan lebih sering digunakan karena tanaman ini memiliki kandungan nitrogen yang cendering lebih tinggi dibandingkan dengan jenis tanaman lainnya. Selain itu, kacang-kacangan juga mudah terurai sehingga penyediaan hara menjadi lebih cepat. Pupuk jenis ini juga dipakai karena efektif untuk membantu meningkatkan kualitas dan produktivitas tanah sebagai media tanam tumbuhan.
3
Pupuk kompos
Pupuk kompos terbentuk dari sisa bahan organik yang berasal dari tumbuhan, hewan, dan limbah organik secara alami dengan cara dekomposisi atau fermentasi. Materi yang diuraikan melalui proses biologis ini melibatkan bantuan mikroorganisme (jamur, bakteri, atau kapang) dan makroorganisme (cacing tanah).
4.
Pupuk hayati
Pupuk hayati atau pupuk mikrobiologis (biofertilizer) adalah pupuk yang bekerja dengan memanfaatkan organisme hidup. Pupuk ini bukanlah pupuk biasa yang secara langsung meningkatkan kesuburan tanah dengan menambahkan nutrisi ke dalam tanah.
Meskipun berdasarkan elemen pembentuknya tidak termasuk golongan organik, karena melalui proses rekayasa atau buatan, banyak orang menganggap pupuk ini sebagai pupuk organik. Fungsi dari pupuk ini antara lain untuk membantu memperbaiki struktur tanah dan memproduksi nutrisi bagi tanah dan tanaman, serta memangkas pertumbuhan parasit bagi tanaman.
5.
Humus
Humus adalah unsur organik yang berasal dari proses dekomposisi atau pelapukan dari daun-daunan dan ranting tanaman yang membusuk. Selain dedaunan dan ranting pohon yang berjatuhan, untuk membuat humus diperlukan bahan baku seperti limbah dari pertanian dan peternakan, makanan, kayu, atau sampah rumah tangga. Humus dapat membantu meningkatkan kadar air tanah, mencegah erosi, serta mempercepat proses penghancuran senyawa beracun dalam tanah.
6.
Pupuk Serasah
Pupuk serasah adalah jenis pupuk alami yang memiliki senyawa berbasis karbon yang terbuat dari limbah organik nabati atau komponen tanaman yang sudah tidak lagi terpakai dan berubah warna dan bentuk, seperti jerami, sabut kelapa, dan rumput. Pupuk ini juga disebut sebagai pupuk penutup tanah karena dapat diletakkan di atas permukaan tanah. Selain dapat membantu menyuburkan tanah, pupuk serasah juga bermanfaat untuk menjaga kelembapan dan tekstur tanah agar tetap baik dan mencegah penyakit pada tanaman akibat air hujan.
7.
Pupuk organik cair
Selain berbentuk padat, pupuk organik pun dapat ditemukan dalam bentuk cair. Pupuk ini bisa terbuat dari urin ternak atau hasil dari proses fermentasi bahan-bahan organik seperti buah-buahan busuk dan bahan pupuk organik lainnya. Pupuk organik cair biasanya digunakan sebagai pelengkap dengan cara disemprotkan ke daun atau disiramkan pada permukaan tanah dekat tanaman.
Pada umumnya, bahan baku pembuatan pupuk ini sama dengan pupuk organik lainnya yang berbentuk padat. Namun, pupuk jenis ini ditambahkan air dengan proses perendaman serta beberapa proses lainnya, sehingga menghasilkan pupuk cair. Jenis pupuk ini digemari karena praktis dan mudah digunakan.
8.
Pupuk guano
Pupuk guano adalah jenis pupuk organik yang dihasilkan dari kotoran kelelawar atau guano. Kotoran tersebut mengendap lama di dalam gua dan bercampur dengan tanah serta bakteri pengurai di sarang kelelawar.
Perbedaan Pupuk Organik vs Pupuk Kimia
Pupuk
organik disukai karena tidak merusak atau mencemari lingkungan.
Pupuk organik disukai karena tidak merusak atau mencemari lingkungan.
Berikut ini perbedaan umum antara pupuk organik dan pupuk kimia.
Pupuk Organik
Pupuk Kimia
Kandungan unsur hara
Pupuk organik memiliki kandungan nutrisi makro dan mikro yang lengkap, meskipun
takarannya lebih sedikit dan komposisinya tidak pasti. Jadi, setiap pupuk organik mempunyai kandungan nutrisi dengan komposisi yang berbeda-beda.
Pupuk
kimia hanya memiliki beberapa kandungan nutrisi tertentu, walaupun jumlah
takarannya lebih banyak dan komposisinya pasti. Seperti pupuk urea yang
mengandung banyak nitrogen dalam jumlah yang cukup, tapi tidak memiliki zat
nutrisi lainnya.
Penyerapan nutrisi atau zat hara
Kandungan nutrisi lebih sulit dicerna oleh tanaman karena masih tersimpan dalam ikatan yang kompleks. Namun, dalam jangka panjang, tanaman bisa dengan mudah menyerap nutrisi tersebut.
Kandungan nutrisi pada pupuk kimia bisa diserap langsung oleh tanaman. Namun di sisi lain, zat hara tersebut mudah hilang dari tanah karena erosi.
Efek reaksi pada tanah dan tanaman
Pupuk alami memiliki efek reaksi yang lebih lambat pada tanaman, sehingga baik dan cocok untuk digunakan dalam jangka panjang. Karena sifatnya yang tahan lama, pupuk dapat menggemburkan tanah dan meningkatkan kemampuan tanah dalam menyimpan air, maka kesuburan tanahnya pun tetap terjaga.
Pupuk sintetis berbahan kimia memiliki efek reaksi yang cepat pada tanaman, namun secara jangka panjang justru kurang baik bagi struktur tanah dan mengurangi kesuburan.
Efektivitas penggunaan
Pemakaian pupuk organik memicu perkembangan organisme tanah. Tanah yang kaya akan organisme dapat memberikan nutrisi secara berkelanjutan karena aktivitas organisme tanah akan menguraikan sejumlah nutrisi penting bagi tanaman.
Sebaliknya, pemakaian pupuk kimia justru akan membunuh organisme tanah. Untuk menyediakan nutrisi bagi tanaman, kuantitas atau jumlah takaran pupuk ditambahkan agar hasilnya tetap baik. Namun, hal ini akan berujung pada perusakan ekosistem.
Manfaat dari sisi kesehatan
Pupuk organik lebih aman dan menyehatkan bagi manusia karena terdiri dari susunan bahan-bahan organik.
Pupuk kimia memiliki kandungan sintetis anorganik yang diduga kurang baik bagi kesehatan, jika diaplikasikan pada tanaman pangan secara berlebihan.
Tip
Rumah
Jika Anda menginginkan pupuk yang ramah terhadap lingkungan, pupuk organik tentu saja bisa menjadi pilihan.
Manfaat Menggunakan Pupuk Organik
Selain sebagai sumber nutrien, pupuk organik pun bisa membantu proses revitalisasi tanah.
Selain sebagai sumber nutrien, pupuk organik pun bisa membantu proses revitalisasi tanah.
Secara umum, penggunaan pupuk organik memiliki manfaat berikut ini.
- Meningkatkan kualitas dan produktivitas tanah.
- Menjaga kesuburan dan kelembapan tanah.
- Mengaktifkan unsur hara pada tanah sebagai nutrisi baik untuk
tumbuhan.
- Meningkatkan kapasitas tukar kation tanah.
- Menambah daya tahan dan daya serap air pada tanah.
- Memperbaiki struktur tanah menjadi lebih gembur.
- Mendukung perkembangan mikroorganisme yang membantu untuk
meningkatkan aktivitas biologi tanah.
- Mendukung praktik pertanian yang berkelanjutan dan ramah
ingkungan.
- Mengurangi intensitas penggunaan pupuk sintetis kimia dan
pestisida.
- Menghindari ancaman kerusakan tanaman.
Cara
Buat Pupuk Organik di Rumah Mudah dan Hemat
Anda
bisa membuat sendiri pupuk organik di rumah dengan mengolah sampah organik di
dapur.
Anda bisa membuat sendiri pupuk organik di rumah dengan mengolah sampah organik di dapur.
Selain dapat dibeli di toko, Anda bisa membuat sendiri pupuk organik di rumah dengan metode bokashi. Cukup mudah dan hemat biaya dengan menyiapkan beberapa bahan ini.
- Sekam atau jerami padi.
- Bahan organik yang berasal dari sumber nabati atau hewani.
- Mikroorganisme aktif sebagai pengurai atau dekomposer atau menggunakan
EM4.
- Larutan gula atau molase sebanyak 1 liter.
- Langkah-langkah yang perlu diikuti:
- Cacah sekam serta bahan-bahan organik lainnya menjadi ukuran yang
lebih kecil agar lebih mudah terurai.
- Campur seluruh bahan kering yang telah dipotong, lalu aduk hingga
tercampur rata.
- Buat molase dengan mencampurkan 1 takaran tutup botol EM4 ke dalam
larutan air gula.
- Masukkan bekatul ke dalam campuran molase tersebut, lalu aduk
hingga merata.
- Tuang larutan molase ke dalam campuran bahan kering secara
merata. Pastikan semuanya terkena
larutan molase tersebut, lalu tutup bahan adukan dengan terpal supaya
proses penguraian bahan organik menjadi pupuk dapat berjalan dengan baik.
Diamkan selama 4 hingga 7 hari.
- Cek kondisi campuran setiap hari. Jika campuran terasa panas, aduk
campuran dengan membalik bahan campuran agar proses penguraian berjalan
secara merata dan tidak membusuk. Lakukan proses ini selama 7 – 14
hari. Jika campuran telah berubah
menjadi remah dan tidak panas, proses penguraian telah selesai dan pupuk
telah siap untuk digunakan.