Rabu, 07 Desember 2022

MENGHITUNG KEHILANGAN HASIL PADI PADA WAKTU PEMANENAN

 


 

Selama waktu panen, susut dapat terjadi karena ada gabah yang rontok di lahan akibat cara panen yang tidak benar atau akibat penundaan waktu panen. Penundaan panen juga dapat menyebabkan keretakan pada gabah sehingga akan mudah rusak pada proses pengolahannya. selama perontokan, susut dapat terjadi karena adanya gabah yang tertinggal pada malai,  juga kerusakan mekanis yang disebabkan oleh peralatan atau mesin yang digunakan

Proses pengeringan yang tidak sempurna juga dapat menimbulkan susut selama proses perontokan atau penggilingan. Perontokan yang dilakukan segera setelah pengeringan juga beresiko memperbesar persentase kerusakan mekanis. Kerusakan mekanis selama perontokan atau penggilingan juga dapat disebabkan oleh pengeringan yang terlalu cepat. Khusus untuk negara-negara Asean, pengeringan seringkali dilakukan dengan cara penjemuran yang dapat menimbulkan susut akibat akibat tercecernya  atau dimakan oleh ayam dan burung.  Selama dalam pengangkutan atau penyimpanan, susut dapat terjadi akibat gabah  tercecer bila tidak dikemas dengan cara yang benar.


MENGHITUNG TINGKAT KEHILANGAN PADI PADA WAKTU PEMANENAN 



Metode pengukuran kehilangan yaitu dengan menggunakan metode papan. Metode ini merupakan pengembangan dari metode pengukuran secara langsung pada lahan sawah yang sudah selesai dipanen (Setyono et al, 1996). Pada metode ini pengukuran kehilangan dilakukan dengan menggunakan papan berukuran 20 cm x 100 cm sebanyak 5 papan untuk setiap ulangan atau sama dengan petak kontrol 1 m2. Pada dasar papan dilapisi dengan karung goni supaya mempermudah penangkapan gabah yang tercecer pada saat pemanenan. Kehilangan pada saat panen dihitung berdasarkan rumus :

G1

KHPN = ———————————— x 100%

G1 + G2

Keterangan

KHPN =  Kehilangan pada saat panen, (%)

G1       =  Berat gabah yang tercecer pada saat pemotongan padi yang ditampung

                pada papan, (kg)

G2      =  Gabah hasil perontokan dengan cara diiles pada petakan seluas 1 m2, (kg)

 

Umur panen ditentukan berdasarkan 

(1) kenampakan, biasanya 90% dari butiran gabah pada malai sudah berwarna kuning keemasan, dan 

(2) umur tanaman seperti pada diskripsi varietas, yang diperhitungkan berdasarkan hari setelah tanam (HST) atau hari setelah berbunga rata (HSB). Panen padi yang baik dilakukan pada saat umur optimal yang dicapai setelah kadar air gabah mencapai 22-23% pada musim kemarau, dan antara 24 –26% kadar air gabah pada musim penghujan.


Pemanenan yang dilakukan sebelum umur optimal menyebabkan kualitas yang kurang baik karena tingginya persentase butir hijau pada gabah, sedangkan panen yang  dilakukan setelah lewat masak akan menyebabkan jumlah gabah yang hilang karena rontok pada saat pemotongan akan besar (Setyono et al, 1996). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kehilangan gabah pada saat pemanenan berkisar antara 2,15 – 3,07%. Kehilangan hasil pada saat panen dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya umur panen, kadar air panen, alat dan cara panen, seta perilaku tenaga pemanen tersebut.Perbedaan ekosistem akan menyebabkan cara dan sistem panen


Kehilangan hasil tersebut umumnya disebabkan oleh perilaku para pemanen atau penderep baik karena tidak disengaja maupun disengaja.  Pemotongan padi yang berebutan menyebabkan banyak gabah rontok dan tercecer termasuk kehilangan hasil yang tidak disengaja. Tetapi dalam pengumpulan potongan padi, ada malai-malai padi yang ditinggalkan untuk nantinya diambil kembali, ini merupakan kesengajaan dari pemanen.


Setelah petani mengetahui sebab-sebab kehilangan hasil pada waktu pemanenan, diharapkan petani akan lebih bijaksana dalam melakukan proses pemanen. Kehilangan hasil dalam proses pemanenan akan sangat merugikan petani karena berarti akan berkurangnya padi yang bisa diperoleh oleh petani.

Dengan kemampuan untuk menghitung tingkat kehilangan padi pada waktu panen maka petani akan menyadari betapa proses pemanenan yang baik dan benar dapat memberikan keuntungan bagi mereka.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar